KEADAAN GEOGRAFIS INDONESIA
Letak
geografis adalah letak suatu daerah dilihat
dari kenyataannya di bumi atau posisi daerah itu pada bola bumi dibandingkan
dengan posisi daerah lain. Letak geografis ditentukan pula oleh segi
astronomis, geologis, fisiografis dan social budaya.
Berdasarkan letak geografisnya,
kepulauan Indonesia di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Dengan demikian, wilayah Indonesia berada
pada posisi silang, yang mempunyai arti penting dalam kaitannya dengan iklim
dan perekonomian.
Wilayah Indonesia terletak pada
posisi yang strategis dan menguntungkan karena beberapa alasan sebagai berikut:
Letak Indonesia di antara Benua Asia
dan Benua Australia.
Letak Indonesia di antara Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia.
Beberapa keuntungan yang diperoleh
berdasarkan letak geografis Indonesia, antara lain sebagai berikut.
Indonesia yang terletak di antara
dua benua dan dua samudra memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia,
baik lalu lintas udara maupun laut.
Indonesia sebagai titik persilangan
kegiatan perekonomian dunia, antara perdagangan negara-negara industri dan
negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea, dan RRC
dengan negara-negara di Asia, Afrika, dan Eropa.
Karena letak geografis indonesia pula Indonesia mendapat pengaruh
berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh
angin musim. Sekitar bulan Oktober-April angin bertiup dari Asia ke Australia
yang membawa banyak uap air dari Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim
hujan. Sekitar bulan April-Oktober angin bertiup dari Australia ke Asia yang
sedikit membawa uap air dari Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau.
Pengaruh musim tersebut di atas
menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris terkemuka. Pertanian di Indonesia
maju pesat dan banyak menghasilkan bahan makanan seperti beras, jagung,
sayur-sayuran, buah-buahan, karet, kopi, gula, tembakau, dan lain-lain yang
sangat berguna bagi kemakmuran dan keberlangsungan penduduk Indonesia, secara
ekonomi pun menjadi peluang untuk berperan serta dalam perdagangan
internasional.
Letak
geografis Indonesia sebagai berikut:
Secara astronomi terletak antara 60
LU – 11 0 LS dan 95 0BT – 1410 BT
Terletak antara samudra pasifik dan
samudra hindia
Terletak diantara benua asia dan
benua Australia
Merupakan pertemuan dua rangkaian
pegunungna sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
Posisi
silang Indonesia adalah:
Indonesia terletak di daerah tropis
yang panasnya merata sepanjang tahun dan mempunyai dua musim yaitu musim
penghujan dan usim kemarau.
Karena terketak diantara dua samudra
yang sangat ramai pelayarannya, ditambah dengan adanya kekeyaan flor, fauna,
sumber sumber mineral akan sangat menunjang perdagangan dan menambah sumber
devisa Negara.
Terletak diatara benua besar
menyebabkan Indonesia memiliki iklim yang berganti setiap enam bulan sekail.
Karena terletak pada daerah lipatan
muda, sangat dimungkinkan pengesploitasian terhadap sumber-sumber mineral
seperti minyak bumi, batu bara, besi nikel dan lain-lain.
Di bidang social dan politik,
Indonesia dengan mudah berhubungan dengan bangsa-bangsa lain dan dapat ikut
serta dalam percaturan politik dunia.
MATA PENCARIAAN DI INDONESIA
Mata pencaharian dapat dilihat dari
corak kehidupan penduduk setempat berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya.
kehidupan penduduk dapat dibedakan menjadi dua corak yakni corak kehidupan
tradisional (sederhana) dan corak kehidupan modern (kompleks).
Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya
sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperi
pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata
pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati
sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan
sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian,
transportasi dan pariwisata.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok
tanam seperti pertanian dan perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata
pencaharian berdagang. Karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan
mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia
untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan
menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran
tinggi (pegunungan).
Dengan bercocok tanam masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan untuk
sehari-harinya tanpa harus seluruhnya mengimport dari luar negeri. Namun, saat
ini lahan yang tersisa untuk bercocok tanam semakin terbatas karena adanya
kemajuan jaman (globalisasi). Lahan pertanian dijadikan gedung-gedung
bertingkat yang mengakibatkan kurangnya pasokan hasil pertanian untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Indonesia dan menyebabkan para petani kehilangan
pekerjaannya.
Selain bercocok tanam, sebagian besar penduduk Indonesia yang tinggal di
dataran rendah (daerah pantai) mata pencaharian mereka mengarah ke sektor
kelautan. Para nelayan memanfaatkan kekayaan bawah laut Indonesia sebagai
sumber mata pencahariannya.
Sedangkan, mata pencaharian penduduk di perkotaan mengarah kepada sektor
pembangunan, perindustrian, transportasi, pariwisata dll. Daerah perkotaan
khususnya di kota-kota besar di pandang sebagai lahan sumber mata pencaharian
dengan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mata pencaharian dalam
sektor bercocok tanam atauoun nelayan di daerah pedesaan/pantai. Namun,
memiliki mata pencaharian di sektor tersebut juga memerlukan kemampuan dan
keahlian yang profesional dalam menjalankan pekerjaannya.
Karena tingginya penghasilan didaerah perkotaan, menyebabkan masyarakat
pedesaan tertarik untuk bekerja di perkotaan yang akhirnya mereka meninggalkan
desanya untuk transmigrasi ke kota walaupun mereka berbekal pendidikan yang
tidak cukup tinggi. Hal ini menyebabkan, terjadinya kepadatan penduduk di
daerah perkotaan juga meningkatkan angka pengangguran di kota karena lahan
pekerjaan yang terbatas.
Mata pencaharian masyarakat di kota sebagian besar sebagai pegawai kantoran,
banyak juga yang berdagang atau membuka bisnis sendiri sebagai mata pencaharian
mereka. Perbedaan mata pencaharian antara di kota dengan di desa, dilihat dari
lingkungan lahan di pedesaan sebagian besar digunakan untuk pertanian,
sedangkan dikota sudah tidak ada lahan yang digunakan untuk penghijauan.
Lahan-lahan di perkotaan banyak digunakan untuk pembangunan gedung-gedung
bertingkat, perumahan eliet, dan mall-mall besar. Hal ini, dikarenakan daerah
perkotaan telah mengalami pengaruh globalisasi yang menyebabkan tingkat
perekonomian di kota juga meningkat..
SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA
Sumber
Daya Manusia Dalam Wirausaha
Dalam
menjalankan usahanya, seseorang wirausaha membutuhkan berbagai sarana, Misalnya
bahan, alat, ataupun perlengkapan lainnya.segala kebutuhan wirausaha yang
diperlukan tersebut diantaranya meliputi sumber daya atau faktor produksi.
Secara umum, sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan sebuah kegiatan
usaha adalah sumber daya manusia, sumber daya alam,sumber daya modal, sumber
daya manajerial dan teknologi.
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja yang diperlukan untuk menjalankan
kegiatan usaha. Secara garis besar, sumber daya dapat dibagi ke dalam beberapa
golongan, yaitu:
a.
Tenaga kerja terlatih.
b. Tenaga
kerja terdidik, dan
c.
Tenaga kerja tidak telatih atau terdidik.
Sumber daya manajerial pada dasarnya merupakan sumber daya manusia. Dalam
sumber daya manajerial, tenaga kerja harus memiliki kemampuan mengelolah dan
mengorganisir seluruh sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sumber daya manusia (SDM) merupakan
salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan
SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam
persaingan global. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting
menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:
Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open
nemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini
berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar
yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan
kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di
berbagai sektor ekonomi.
Ketiga,lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai
saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan
perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan
perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta
angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi
lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka
pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas
angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Fenomena
meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut
bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjana merupakan kritik bagi perguruan
tinggi dan sekolah negeri, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim
pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha siswanya.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini
kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya
keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat
pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam
intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan
investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial
dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang
berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari
rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global
Sumber
Daya Manusia Indonesia Di Era Globalisasi
Indonesia kini menghadapi tantangan baru dalam memasuki era globalisasi. Di
sisi lain permasalahan internal juga datang silih berganti, isu-isu kritis yang
sering muncul adalah adanya keinginan untuk melakukan perbaikan di segala
bidang termasuk pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu komponen
supra system pembangunan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Pembangunan didefinisikan sebagai upaya suatu bangsa untuk
meningkatkan mutu dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, baik sumber daya
manusia maupun sumber daya alam melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang berkelanjutan. Sedangkan menurut Soerjono Soekamto Pembangunan
merupakan suatu proses perubahan di segala bidang kehidupan yang dilakukan
secara sengaja berdasarkan suatu rencana tertentu. Pembangunan nasional
Indonesia misalnya, merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan berdasarkan
rencana tertentu dengan sengaja dan memang dikehendaki , baik oleh pemerintah
yang menjadi pelopor pembangunan maupun masyarakat . Dari pernyataan di atas
dapat kita lihat bahwa untuk membangun suatu bangsa diperlukan sumber daya baik
alam maupun manusia. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses
keberhasilan suatu pembangunan. Jepang merupakan salah satu contoh negara yang
tidak mempunya sumber daya alam yang melimpah tetapi Ia mempunyai sumber daya
manusia yang berkualitas, sehingga Jepang kini menjadi salah satu negara yang
di segani dalam tataran dunia internasional. SDM yang berkualitas sangat
dibutuhkan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Karena SDM yang
berkualitas dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan. globalisasi.
Globalisasi
merupakan proses mendunia dengan tingkat perubahan yang cepat dan radikal di
berbagai aspek kehidupan manusia karena adanya teknologi. Kini kita merasa
dunia semakin menyusut, dengan kecanggihan teknologi kita tidak tersekat lagi
oleh ruang dan waktu. Dengan teknologi kita bisa berkomunikasi dengan siapa
saja dan kapan saja dan dimana saja. Tetapi dibalik kecanggihan dan perubahan
yang terjadi dapat menimbulkan ketimpangan jika kita tidak siap dengan adanya
perubahan sehingga bisa terjadi ketimpangan budaya yang tentunya akan merugikan
kita. Permasalahan dunia dan permasalahan nasional yang semakin komplek
menuntut kita untuk senantiasa belajar agar tidak gagap terhadap perubahan.
Jumlah penduduk yang semakin meningkat, cadangan energi yang kian menipis,
ragam budaya yang berbeda, konflik internal dan internasional mengharuskan kita
untuk senantiasa belajar. Fakta yang ada memperlihatkan bahwa pendidikan
konvensional pada saat ini kurang memberikan kontribusi terhadap pemecahan
masalah yang ada malah semakin memperlebar kesenjangan yang ada. Semakin tinggi
seseorang sekolah semakin tercerabut ia dari kehidupan. Pendidikan luar sekolah
merupakan pendidikan alternative yang dapat memberikan warna baru dalam dunia
pendidikan. Pada era tahun 70an mengalami fase-fase keemasan, tetapi kini
Pendidikan luar sekolah mulai menggeliat untuk bisa berkontribusi kembali dalam
membentuk SDM-SDM yang berkualitas dan berjalan beriringan dengan pendidikan
jalur persekolahan.
Lewat
Program-programnya diharapkan PLS mampu memberikan kontribusi dalam melahirkan
generasi unggul yang siap untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mempunyai
wibawa dan disegani, disamping siap berkompetisi lebih terbuka di tataran
internasional Makalah ini mencoba menguraikan tentang bagaimana pendidikan luar
sekolah dapat menjadi jembatan untuk bisa memecahkan permasalahan yang ada
serta memberikan kontribusi dalam membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai modal utama dalam pembangunan untuk menghadapi globalisasi.
Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia di Dunia
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang sangat padat, kira-kira
terdapat 232,516.8 juta jiwa lebih penduduk di Indonesia, dengan jumlah
penduduk yang sangat besar, Indonesia memliki potensi SDM yang sangat besar
dari segi kuantitas, lalu bagaimana kualitas SDM indonesia di mata dunia.
Menurut
data dari Human Development Indeks, Indonesia berada pada peringkat 108 di
dunia dari segi Kualitas SDM.
Human Development Index (HDI) - 2010
Rankings, SUMBER:hdr.undp.org/en/statistics/
Harapan Hidup Manusia Di Indonesia adalah 71.5 tahun, pengeluaran untuk
kesehatan di Indonesia adalah 1,2% dari dana anggaran Indonesia, sangat kecil,
sehingga penanggulangan dan pencegahan penyakit di Indonesia sangat rendah hal
ini dibuktikan dengan tingkat keselamatan ibu dari 100.000 kelahiran adalah 420
ibu meninggal saat melahirkan, Bandingkan dengan peringkat 1 yaitu Norwegia,
yang harapan hidupnya mencapai 81 tahun lebih lama 10 tahun dari Indonesia, hal
ini karena pemerintah Norwegia sangat mementingkan kesehatan warganya terbukti
pengeluaran pemerintah untuk kesehatan adalah 7,5 % dari dana
anggarannya,dengan tingkat keselamatan ibu pada saat melahirkan per 100.000
kelahiran adalah 7 orang
Dari
segi kualitas pendidikan, rata-rata lama orang Indonesia menempuh pendidikan
adalah 12,7 tahun, jika di asumsikan dengan system pendidikan wajib belajar,
rata-rata orang Indonesia menempuh pendidikan SD-SMA,setelah itu penduduk
Indonesia memilih untuk bekerja, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan hanya
3,7 % dari dana anggaran Indonesia, bandiingkan dengan Norwegia, orang norwegia
mampu menempuh pendidkan selama 17 tahun, hal ini tak lain dari peran
pemerintah Norwegia yang mengalokasikan pengeluarannya untuk pendidikan
sebanyak 6,7% dari dana anggarannya,
Jumlah pengangguran di Indonesia cukup besar yaitu 8,4% dari total angkatan
kerja di Indonesia, hal ini menunjukan banyak SDM yang menganggur atau tidak
mendapatkan pekerjaan di Indonesia, Bandingkan dengan Norwegia, jumlah orang
yang menganggur hanya sebesar 2% dari total angkatan kerja. Tingkat pendidkan
orang Indonesia yang rata-rata hanya sampai 12,7 tahun atau sampai SMA.
Jumlah
pengangguran yang tinggi ini berdampak pada pendapatan nasional Indonesia, dana
anggaran Indonesia hanya sebesar, 4,394 US4$,Total pengeluaran consumsi Rumah
tangga masyarakat Indonesia adalah sebesar 2,138 US4$, Bandingkan dengan
Norwaegia yang dana anggarannya besar Mencapai 58,278 US$, dan Total
pengeluaran consumsi Rumah tangga masyarakat Norwegia, adalah sebesar 19,969
US$, hal ini menunjukan bahwa pendapatan orang di Indonesia rendah, dan biaya
hidup yang mahal, sehingga mengurangi konsumsi masyarakat Indonesia.
Dari
semua data diatas menunjukan bahwa pembangunan Manusia di Indonesia sangat
kurang, Mutu SDM yang rendah, sehingga menyebabkan perputaran lingkaran setan
kemiskinan, bahkan Pekerja anak (children labour) saat ini menjadi perbincangan
serius di ILO (International Labour Office),menurut laporan ILO,berdasarkan
data dari SAKERNAS,di indonesia terdapat 3,7 juta pekerja anak berumur 10-17
tahun atau 10 % dari jumlah penduduk indonesia yang berumur 10-17 tahun yaitu
35.7 juta dalam laporan tersebut disebutkan juga pekerja anak mayoritas bekerja
pada sektor buruh.
Menurut Profesor Nurkse, Tingkat investasi yang rendah kembali menyebabkan
modal kurang dan produktivitas rendah. Inilah yang ditunjukan dalam gambar
.produktivitas rendah tercermin di dalam pendapatan nyata yang rendah. Tingkat
tabungan yang rendah menyebabkan tingkat investasi rendah dan modal kurang.
Kekurangan modal pada gilirannya bermuara pada produktivitas yang rendah
Lingkaran setan ini dilukiskan di dalam gambar tingkat pendapatan rendah, yang
mencerminkan rendahnya investasi dan kurangnya modal merupakan ciri umum kedua
lingkaran setan tersebut.Lingkaran setan Kemiskinan ini menyangkut
keterbelakangan manusia dan sumberdaya alam. Pengembangan sumber alam pada
suatu Negara tergantung pada kemampuan produktif manusia.jika penduduknya
terbelakang dan buta huruf, langka akan keterampilan teknik,pengetahuan dan
aktivitas kewiraswastaan,maka sumber alam akan tetap terbengkalai,kurang atau
salah guna.pada pihak lain, keterbelakangan sumber alam ini menyebabkan
keterbelakangan manusia.
Lingkaran setan kemiskinan,sumber:
Jhingan, M.L . Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Guritno,
Berdasar pada informasi mengenai peringkat SDM tersebut apakah kita sebagai insan
yang terdidik akan diam saja mengenai hal itu. Membangun SDM yang berkualitas
sangatlah sulit. Tak semudah membalikkan telapak tangan. Indonesia seharusnya
bisa meniru kebijakan yang ada di China dan India. China dan India kini menjadi
raksasa baru di Asia, walaupun tadinya sama-sama negara berkembang seperti
Indonesia bahkan India dulunya jauh ketinggalan oleh Indonesia.
Dari
berbagai kasus yang terjadi selma ini kita tahu bahwa masalah terbesar
negeri ini adalah pada sistem pemerintahannya. Korupsi yang kian merajalela,
yang sudah mengakar ke seluruh divisi atas sampai bawah. Ketidaktegasan hukum
bagi koruptor sangat diperlukan dalam membenahi SDM kita. Bagaimana mau maju
jika anggaran untuk pemberdayaan masyarakat telah disikat oleh para koruptor?
Kunci utama untuk membenahi SDM yang berkualitas adalah dengan tindakan yang
tegas dari pemerintah dan membersihkan semua lembaga yang sakit. Anak didik
perlu di beri pelajaran anti korupsi sejak dari SD hingga sampai perguruan
tinggi. karena generasi saat ini adalah cikal bakal pewaris Indonesia Raya.
Kita
sebagai siswa yang menyandang gelar calon pemimpin bangsa harus bisa
mempersiapkan diri mulai dari diri sendiri sebelum kita terapkan kepada ruang
lingkup yang lebih luas, yaitu keluarga masyarakat kemudian bangsa dan negara.
Segala sesuatunya kita mulai dari diri sendiri, kita sebagai mahasiswa hanya
bisa melakukan kewajiban sekaligus hak kita untuk belajar. Dan alangkah baiknya
apabila kita bisa belajar di negeri dan menerapkan ilmunya di indonesia, karena
jujur, menurut kami kualitas pendidikan indonesia dibandingkan negara-negara
lain masih jauh tertinggal. Dengan cara itu, kita bisa meningkatkan taraf SDM
bangsa indonesia didalam kompetisi tenaga kerja di masa globalisasi sekarang
ini. Selain itu, kita juga harus bersikap lebih peduli dan kritis terhadap
segala sesuatu yang terjadi pada dunia sekitar kita, percuma kualitas SDM
tinggi bila tidak didukung kemampuan sosialisasi yang baik. Itu tidak akan
banyak berpengaruh pada bangsa dan negara kita ini.
Ada
banyak contoh konkret yang bisa kita lakukan, tapi mari kita mulai dari hal-hal
kecil seperti displin. Disiplin waktu akan banyak menolong disaat kita
mengerjakan sesuatu dalam tenggang waktu yang ditentukan, apabila kita sudah
terbiasa berdisiplin tentunya deadline bukanlah suatu masalah lagi bagi
kita. Disiplin dalam kuliah dan berorganisasi dapat membantu kita mendapatkan
nilai yang tinggi sekaligus kualitas pendidikan yang baik. Itu juga sebenarnya
adalah
salah satu bentuk latihan kecil untuk menghadapi dunia kerja kelak. Selain itu,
kita juga harus bisa memperbaiki etika dalam bersosialisasi. Sudah disebutkan
sebelumnya, SDM tanpa kemampuan sosial yang baik adalah percuma. Jadi, hal ini
tentu sangat penting untuk diperbaiki, dapat dimulai dari gaya bahasa kita,
penghargaan dan penghormatan kepada orang lain, baik itu kepada mereka yang
lebih tua, lebih muda, maupun sebaya.
Bila
kita sudah menerapkan hal-hal kecil diatas pada diri kita sendiri, saatnya
menerapkannya pada keluarga. Dari satu kata ‘disiplin’ yang sudah berulang kali
kita bahas diatas, dapat dikembangkan lagi untuk diterapkan di keluarga.
Disiplin dalam mengikuti peraturan keluarga tentunya sangat penting,
diantaranya ada disiplin waktu, etika, tata krama, dan banyak aspek lainnya.
Bila seluruh anggota keluarga dapat melaksanakan disiplin dalam keluarga,
niscaya keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang baik, yang dapat dijadikan
panutan dalam masyarakat, memberikan pengaruh baik terhadap lingkungan sekitar
keluarga.
Secara tidak langsung, keluarga yang baik membawa lingkungan sekitarnya ke arah
yang baik juga. Sudah disebutkan tadi, keluarga yang baik akan menjadi panutan
dalam masyarakat. Dimulai dari diri sendiri, lalu keluarga, kemudian
masyarakat, kita bentuk masyarakat yang baik dan berpendidikan. Di mulai dari
diri sendiri saja kita bisa meningkatkan SDM masyarakat di sekitar kita. untuk
meningkatkan SDM Indonesia? Bagaimana keadaan indonesia jika melakukannya
dengan cara yang sama didalam ruang lingkup yang lebih besar?
INVESTASI DI INDONESIA
Di tengah kondisi perekonomian
dunia (khususnya keuangan dan perbankan) yang terus diguncang oleh krisis,
ternyata Indonesia masih sanggup untuk bertahan. Setidaknya, masyarakat umum
tidak merasakan dampak signifikan seperti krisis moneter 1997-1998 lalu.
Pemerintah pun dinilai mampu mengatasi masalah krisis global ini dengan tidak
sampai mengeluarkan kebijakan yang wah, seperti kenaikan harga BBM, listrik,
atau pajak. Sehingga, PHK masal atau kenaikan harga masif pun urung dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Mengutip (saya setuju) dengan
artikel "Outlook" Investasi Reksa Dana Tahun 2012 bahwa kekuatan
perekonomian Indonesia masih ditopang oleh:
1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh didukung oleh pertumbuhan ekonomi
sektor konsumsi terutama konsumsi domestik
2. Kebijakan makro ekonomi Indonesia yang hati-hati
3. Cadangan Devisa Indonesia yang kuat
Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia masih relatif aman untuk beberapa
waktu ke depan. Namun, bersikap santai dengan hanya bergantung pada ketiga hal
tersebut saja tanpa ada perencanaan dan kebijakan lebih baik akan sangat
membahayakan ekonomi Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.
Entah teori apa yang mendasari, namun analisis saya tentang ketiga sendi
penopang tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, bahkan
di ranking dunia sekalipun. Namun perlu diingat, bahwa dasar dari pertumbuhan
ekonomi tersebut masih saja konsumsi masyarakat (C). Neraca perdagangan (ekspor
dan impor) kita masih di ambang batas BEP. Di tahun 2010, secara statistik
(catatan pasar bersih:
http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/) Indonesia
sanggup mengekspor kira-kira 157.779,1 million USD dan melakukan impor sekitar
135.663,3 million USD. Memang masih positif dengan balance sebesar 22.115,8
million USD. Namun yang menjadi catatan adalah bahwa lebih dari 25% ekspor kita
masih ada minyak bumi dan gas alam yaitu kisaran 28.039,6 million USD. Intinya
kita semua tahu bahwa bergantung pada hal given seperti SDA yang tak terbarui
tersebut dapat menyebabkan Indonesia kelimpungan di masa mendatang karena kita
tahu cadangan sumber energi fosil dunia, termasuk Indonesia, semakin menipis.
Mengandalkan konsumsi berarti juga produksi kita belum cukup kuat menopang
perekonomian Indonesia. Perusahaan-perusahaan dalam negeri belum cukup bersaing
dengan perusahaan level global, ironisnya mungkin kecuali pabrik rokok. Di
tengah arus perdagangan global yang deras, budaya konsumsi tentu akan
menjadikan Indonesia pasar yang mewah bagi para pedagang manca (yang tentu
banyak di antaranya berskala besar). Hal ini tak bisa dipungkiri lagi akan
sangat mengancam kelangsungan bisnis para pengusaha di Indonesia, khususnya
usaha kecil dan menengah.
Kedua, kebijakan ekonomi Indonesia yang tidak menerapkan asas “lebih cepat
lebih baik” ini dianggap oleh pengusaha modern sebagai sesuatu yang lambat.
Kehati-hatian yang dipilih oleh pemerintah sering membuat jengkel para pebisnis
yang membutuhkan kepastian dalam waktu secepatnya karena tiap detik dalam dunia
bisnis adalah sangat berharga. Belum lagi trust masyarakat kepada pemerintah
akhir-akhir ini terus melemah (entah memang pemerintah yang payah atau ada
pihak-pihak yang memprovokasi) dapat mempengaruhi efektivitas kebijakan yang
diambil itu sendiri.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan memang lebih baik
dibanding negara-negara berkembang lainnya namun hal ini masih perlu penguatan.
Landasan utama Indonesia dalam cadangan devisa berbeda dengan China (yang
mengandalkan neraca perdagangan) adalah portofolio dan foreign direct
investment (fdi). Hal tersebut tentu saja akan membuat kolaps jika
investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang
mencantolkan pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal
dan perbankan, memang seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat
menolong Indonesia dalam berbagai masalah sekaligus sanggup menusuk balik kapan
saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa reksa dana atau
deposito dalam beberapa segi akan lebih menguntungkan dibanding investasi
langsung. Ini salah satu sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih
optimal dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah)
- Likuiditas yang tinggi
Apabila investor ingin menarik investasinya dikarenakan membutuhkan dana untuk
keperluan yang lain ataupun ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa
dicairkan atau ditarik kapan saja.
- Biaya investasi cenderung rendah
Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang dibebankan oleh
sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya adalah Rp 10.000-Rp
15.000. Namun ada juga yang membebankan keseluruhan biaya transaksi dan ada
yang per saham. Selain itu jika kita menginginkan untuk melakukan transaksi
obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang investasi yang ditawarkan minimal Rp 1
miliar kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka pembelian 1 unit minimal Rp 5
juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda menginginkan investasi rutin
dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli Sukuk maupun Sukri.
Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya diberikan
rate counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum dipotong
PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai dana sekitar Rp
100.000-Rp 1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka
dengan bagi hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk
tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun (tergantung kebijakan
bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen.
Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk
Deposito diatas Rp 500 juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross.
Bandingkan jika yang mengelola adalah manajer investasi maka biaya investasinya
akan rendah dengan hasil yang optimal.
- Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di media masa.
Setiap bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening
koran dan kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
- Lebih Aman dan Stabil
Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen memberikan
jaminan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan perbandingan
utang tidak boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk mempunyai
underlying asset yang jelas sehingga resiko default kecil sekali atau bahkan
sama sekali tidak ada. Dengan demikian melalui mekanisme rasio kuantitatif,
Reksadana Syariah terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi
Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang dijadikan dasar
penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa obligasi
syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang mengharuskan
portfolio investasinya di syariah maupun tidak (konvensional). Umumnya yang
memegang obligasi syariah adalah institusi syariah dan mereka pada umumnya
memegang sampai tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak
harganya (volatilitas) nya relatif stabil.
- Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan pengarahan agar pengelolaan
Reksa Dana sesuai dengan prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan dan
bermanfaat bagi sesama.
- Membantu perekonomian bangsa
Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah
jadi lebih kecil, sedang pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai
untuk modal kerja perusahaan.
Kesimpulan dari opini saya di atas adalah teruslah berinvestasi kawan. Pilihlah
investasi yang tepat agar mendapat keuntungan yang lebih baik, keuntungan
material sekaligus kenyamanan hati. Investasi anda yang tepat seberapa pun
besarnya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi di negeri ini. Lebih jauh lagi
akan mencegah perekonomian Indonesia dijajah oleh asing dari gerbang raksasa
bernama investasi. Untuk pemerintah, semoga dapat mengatur dan mengelola
keuangan dan perekonomian Indonesia, khususnya di sektor investasi, dengan
lebih baik. Ke depannya semoga Indonesia tidak hanya mengandalkan investasi
yang berisiko besar berlikuiditas tinggi dalam menopang sendi perekonomiannya
dan sanggup mengembangkan usaha-usaha dalam negeri, khususnya usaha kecil dan
menengah.
source:http://bp3md.tanahbumbukab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=95:investasi&catid=45:artikel&Itemid=107